Powered By Blogger

Selasa, 25 Oktober 2011

Sales Promotion Girl

Panggil saja nama samaranku adalah Shinta. Tubuhku berkulit Putih mulus dengan tinggi 168 cm, orang bilang wajahku mirip bintang film Diana Pungky. Dengan kecantikanku ini banyak teman temanku sekampus yang tergila gila padaku tapi semuanya tidak ku perdulikan karena aku hanya konsentrasi pada pelajaran kuliah.
Cerita ini bermula ketika Perusahaan expor-impor milik ayahku mengalami kebangkrutan karena selisih mata uang Dolar dan rupiah begitu tinggi sehingga ayahku menanggung hutang ratusan juta rupiah pada rekanan bisnisnya.Karena tak kuat menanggung stres akibat tekanan, ayahku meninggal dunia karena Hypertensi akut. Rumah dan 2 mobil kami terpaksa dijual untuk melunasi hutang hutang tersebut.Aku dan Ibuku ahirnya pindah kerumah kontrakan dengan sisa uang yang ada untuk modal hidup.Hal ini merupakan pukulan berat bagiku Karena dari kecil aku sudah terbiasa hidup senang dan mewah tetapi aku berusaha untuk berdaptasi.Dengan terpaksa Sementara waktu aku hentikan dulu kuliahku karena aku harus kerja untuk menambah pendapatan.Dengan modal wajah yang cantik plus body yang putih mulus aku dapat diterima sebagai SPG di perusahaan otomotif ternama di Jakarta. Di sini aku mempunyai teman akrab sesama SPG bernama Selly, orangnya juga cantik dengan tubuh tinggi semampai seperti Pragawati.Kami berdua sangat dikenal oleh para karyawan karena selain ramah juga pintar memikat pelanggan agar membeli kendaraan mewah yang kami promosikan, Sebagian besar mereka adalah para pria Pengusaha, apalagi dengan baju seragam ketat dan di padu dengan rok mini yang menampakkan keindahan kaki kami sampai keatas lutut menjadi daya tarik utama setiap stand pameran otomotif. Sebenarnya aku cukup risih juga dipandangi oleh para pembeli tetapi terpaksa kulupakan karena itulah cara kami menjual Mobil mewah.

Diantara para SPG memang sering kudengar dari cerita Selly bahwa banyak diantaranya yang berlaku negatif yaitu selain mempromosikan barang otomotif juga bersedia diajak kencan oleh para Pembeli. Selly pun mengakui bahwa dirinya juga pernah melakukanya untuk menambah penghasilan, tapi hanya pelanggan tertentu saja yang ia layani. Aku hanya geleng geleng kepala mendengarnya karena selama ini aku tak berminat mencampuri urusan orang maka aku tidak memperdulikannya, yang penting aku tidak terbawa oleh arus mereka. Setelah beberapa bulan bekerja, musibah kedua menimpa kami lagi, Ibuku yang sudah tua mendadak kambuh lagi penyakit ginjalnya, kali ini lebih parah karena sudah lama tidak kontrol kesehatan lagi. Menurut dokter ibuku harus segera menjalani operasi ginjal dalam minggu ini atau tidak ada harapan lagi bila ditunda. Yang membuatku jadi pusing adalah masalah biayanya yang besar. Seluruh tabunganku yang ada hanya cukup untuk biaya rumah sakitnya saja sedang untuk operasinya masih butuh belasan juta rupiah. Hal ini aku ceritakan pula pada Selly teman baikku siapa tahu dia dapat menolongku.
“Biaya operasi ibumu memang tinggi sekali, aku tak punya uang banyak untuk membantumu, tapi cobalah minta bantuan om Liem direktur perusahaan kita bekerja, karena dia pernah juga membantuku.” ujar Selly memberikan solusinya. Om Liem memang direktur pemilik perusahaan otomotif tempatku bekerja orangnya agak gemuk pendek WNI keturunan usianya 50-an, dengan pakaianya selalu rapi dan necis. Sebenarnya Aku paling tidak suka menjumpai orang ini, walaupun sudah tua tapi matanya selalu jelalatan bila melihat para karyawati SPGnya yang menggunakan seragam promosi yang ketat dan Rok mini yang tinggi, bahkan dia pernah dengan sengaja meraba pahaku ketika berpapasan dengannya di ruang ganti pakaian tapi segera kutepis dan kutinggal pergi.

“Silahkan Masuk..!” terdengar suara dari balik pintu yang kuketuk… , eeh… Shinta, silahkan duduk Shinta… Tanpa ragu akupun duduk dikursi tamu yang berhadapan dengan meja kerja Om Liem yang mewah.
“ada yang bisa kubantu… ?” tanya Om liem sambil menatap nakal kearahku. Aku jadi agak gugup dan sedikit berkeringat. Tanpa membuang waktu aku ceritakan masalahku untuk meminjam uang untuk biaya operasi ibuku sebesar 20 juta rupiah. Sejenak kulihat Om Liem berdiam diri, tapi kulihat lagi dia tersenyum licik sambil menatap tubuhku dalam dalam.
“Mhmmm..itu hal yang mudah, kamu bisa dapatkan uang itu tanpa harus meminjam… tapi harus ada imbalannya… “kata Om Liem sambil berkedip nakal.
“Saya tidak mengerti, imbalan apa yang Om Maksudkan ?” kataku agak serius.
“Begini, Om Liem akan berikan uang sejumlah itu tanpa meminjam, tetapi sebagai imbalannya beri aku keperawananmu.”kata Om Liem singkat sambil tersenyum kurang ajar. Aku tertegun tak percaya mendengar permintaannya, benar benar ******* siTua ini umpatku dalam hati.
“Aku tidak bersedia..!” kataku ketus sambil berdiri dan keluar dari kantornya.
“Aku menunggumu bila berubah pikiran Shinta… !” selintas masih sempat kudengar suara Om Liem sebelum pergi… dasar *******, kataku lagi. Dirumah kutumpahkan semua kekesalanku dengan menangis sepuas puasnya, sepertinya aku tak punya pilihan lagi, bila tidak segera dioperasi ibuku akan meninggal tapi dipilihan lain aku harus menyerahkan keperawananku pada Bandot licik yang mengincar keindahan tubuhku. Tak ada cara lain untuk mendapatkan uang sebesar itu, Demi kesembuhan ibuku ahirnya kuputuskan untuk menjumpai Om Liem lagi keesok harinya. Dengan memakai seragam SPG dan rok mini yang ketat, jam 10 pagi aku datangi lagi ruangan kantor Om Liem.

“he..he… he… akhirnya kau datang juga Shinta cantik, apakah kau sudah siap melayaniku diranjang..he.he..he..?” Om Liem tertawa penuh kemenangan. Aku hanya diam saja menerima ejekan itu.
“Baiklah, Om Liem bisa menikmati tubuhku setelah kupastikan ibuku di operasi hari ini..”jawabku dengan berat hati.
“Oke, No Problem “Om Liem menuliskan selembar cek dengan nominal sesuai yang ia janjikan kemarin kemudian didepanku dia menelpon rumah sakit untuk memastikan operasi hari ini.Segera aku masukan cek itu kedalam tas kecilku, aku memang membutuhkannya.
“Semuanya sudah beres, sekarang kau tepati janjimu nona cantik, mari ikut aku..”kata Om Liem sambil menggandengku keluar ruangan.
“*******… kali ini engkau menang.!” kataku dalam hati sambil mengikutinya masuk kedalam kemobil. Om Liem ternyata membawaku kesebuah hotel terkenal di Jakarta pusat. Sepertinya Om Liem sudah sering datang kemari, Setengah ketakutan aku melangkah masuk kehotel tersebut. Debaran jantungku semakin kencang ketika Om Liem menggandengku menuju kamar VIP dilantai lima. Beberapa pasang mata pegawai hotel nampak menatap kami, mungkin aneh dipandang seorang gadis muda cantik berjalan digandeng lelaki tua bangka menuju kamar hotel mereka pasti sudah tahu apa yang akan terjadi pada gadis cantik itu… ahh terlalu beruntung situa ini dapat kuda tunggangan yang aduhai. Aku terpaku diam berdiri didepan pintu kamar 508 yang sudah dibuka Om Liem, rasanya aku ingin segera lari dari tempat ini.
“Ayo masuk Shinta.., kita selesaikan urusan kita.”kata Om liem sambil menarik lenganku dan menutup pintu kamar Hotel. Begitu pintu terkunci Om Liem Langsung memelukku merapat ketembok, rupanya napsunya sudah tak tertahankan lagi melihat kemulusan kulit tubuhku. Aku sedikit berontak ketika Tangan Om Liem mulai meraba pahaku yang putih, Mataku melotot marah padanya. Hampir saja kutampar wajahnya yang klimis itu.
“Ingat perjanjian kita Shinta, keinginanmu sudah aku penuhi.. sekarang aku bebas menikmati keindahan tubuhmu.!” kata Om Liem sambil kembali mengangkat rok miniku sehingga menampakan kemulusan pahaku lalu menjamahinya. ..oughhhh..aaahh.. entah kemana keangkuhan dan kesombonganku selama ini, Kali ini aku tak berdaya melawannya, aku memang sudah terikat perjanjian itu dan tubuhku saat ini adalah miliknya. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika kurasakan tangan Om Liem mulai rajin menyusuri pahaku sampai kepangkal atas.. aah, Rasanya aku ingin menagis saja tapi air mataku tak ada yang keluar.
“ooh… aahhhh… “suara napasku tak sanggup lagi kutahan ketika tangan Om liem mulai menyusup kedalam celana dalamku dan bermain disana. Om Liem tersenyum senang melihat Shinta tampak pasrah dalam pelukannya. Selama ini Shinta selalu angkuh bila didekatinya bahkan pernah mempermalukannya dihadapan para SPG yang lain. Setelah puas menjamahi selangkanganku, Om Liem lalu melepasku dan mengajakku berjalan kedalam ruang Utama yang lebih luas. Sambil berjalan mengikutinya aku merapikan kembali Rok miniku yang mulai acak acakan akibat jamahan Tangan Om Liem. Kulihat Sebuah Ranjang yang besar dan mewah di tengah ruangan ini.
“Kamu tunggu disini dulu, aku mau minum Viagra biar bisa menjebol gawangmu.”kata Om Liem Sambil berkedip nakal. Aku memalingkan muka pura pura tidak mendengar perkataannya. Begitu Om Liem pergi Aku segera membuka tas kecilku, dari dalam tas itu kukeluarkan sebutir pil kontrasepsi yang sudah aku persiapkan dari rumah dan segera menelannya karena aku tak mau hamil akibat perbuatan Om Liem. Tampaknya Om Liem sudah biasa menyewa kamar hotel ini, Tak berani kubayangkan sudah berapa banyak gadis muda cantik yang sudah digarapnya diranjang itu. Temanku Selly yang cantikpun pernah cerita bahwa dirinya juga pernah digarap Om Liem disebuah kamar hotel bintang lima beberapa kali. Selera Om Liem Cukup tinggi pada perempuan cantik. Aku meletakkan tasku diatas meja kecil ketika kulihat Om Liem Yang bertubuh gemuk pendek mendekatiku.
“Aku Sudah siap mejebol perawanmu nona cantik ..he..he”kata Om Liem sambil mulai memelukku, tangannya meraba payudaraku yang membusung kencang. Aku tak mampu menghindar lagi ketika mulutnya dengan bernapsu melumat lumat bibir merahku. Perasaan geli, jijik dan takut bercampur menjadi satu. Tapi ******* ini memang sudah sangat berpengalaman menaklukkan wanita. Tangannya kini makin berani menyusup ke dalam baju ketat lengan pendek yang kupakai, terus bergerak menyusup kebalik BH-ku, beberapa kancing bajuku lepas. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan puting susuku. Aku hanya mandah saja ketika Om Liem mulai menjamah tiap jengkal tubuhku, aku sudah terikat perjanjian. Sambil menyupangi leherku yang putih bersih tangannya mulai menaikkan rok mini yang kupakai sambil meraba-raba pahaku yang jenjang dan mulus. Satu-persatu kancing bajuku dipretelinya tanpa dapat kucegah sehingga BH-ku yang berwarna merah muda, belahan dada, dan perutku yang rata nampak jelas menantang. Tanganku tak mampu menutupinya lagi. Melihat payudaraku yang kencang itu Om Liem makin bernafsu, dengan kasar BH itu dibukanya lepas dan menyembul lah payudaraku yang putih mulus dengan puting susu berwarna merah mu
“wah..tubuhmu memang benar benar mulus dan indah Shinta.., sungguh beruntung aku dapat menikmatinya… he..he..” mata om liem melotot memandangi buah dadaku. Secara reflek tanganku berusaha menutupi payudaraku yang terbuka itu tetapi Om Liem yang sudah berpengalaman langsung menangkap kedua tanganku dan membentangkannya lebar lebar. Mataku terpejam tak sanggup menahan malu, selama ini belum pernah ada laki laki yang berani menjamahku karena aku sangat galak menjaganya, tapi kali ini aku tak berdaya menolaknya. Tubuhku mengelinjang gelinjang menahan birahi karena cumbuan Om Liem pada dadaku, secara bergantian Om Liem menghisap hisap kedua puting susuku yang kenyal itu bagaikan bayi yang kehausan.
“oohh… oohhhh… ooohhhhhh”suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Bandot tua ini benar benar pintar merangsangku. Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Om Liem mulai membuka resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga tubuhku yang indah sudah tak tertutup selembar benangpun. Aku mengeluh pasrah ketika Om Liem mendorongku hingga jatuh terlentang diatas kasur. Sambil berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Gila.., ternyata penisnya besar juga, aku tak berani menatapnya. Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku yang ditubuhi bulu bulu halus, seolah-olah seperti monster lapar yang siap memangsaku. Om Liem membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dengan penuh nafsu dia melahap dan menghisap hisap vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Aku terpekik pekik kecil dibuatnya, Bandot tua ini benar benar ingin menikmati kecantikan tubuhku luar dalam. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat yang terpaksa. Sampai akhirnya kurasakan otot tubuhku mengejang dahsyat, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan vaginaku tak dapat lagi kubendung.
“Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika Om Liem menghisap sisa-sisa cairan Vaginaku.
“Cairan Orgasme gadis perawan adalah resep awet mudaku selama ini..”kata Om Liem tersenyum puas.
“Luar biasa Nikmatnya Vaginamu, sekarang saatnya kau nikmati pula penisku ini Shinta..”kata Om Liem sambil menyodorkan batang penisnya yang tegang ke muka ku.
“Jangan… aku tak mau… !” kataku sambil berusaha menolak batang kemaluannya tapi Om Liem mengancam dan terus memaksakan penisnya masuk kemulutku sambil terus memaju-mundurkan penisnya di mulutku. Pada awalnya aku tetap menolak, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya. Terpaksa kuturuti pula kemauannya kuhisap kuat kuat penisnya hingga matanya merem melek kenikmatan .Harga diriku benar benar jatuh saat ini, Aku dipaksa melayaninya dengan Oral. Tak terasa sudah 15 menit aku mengkaraoke Om Liem, Penisnya sudah semakin besar dan keras, dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.
“Sekarang saatnya Aku pecahkan perawanmu Shinta..”kata Om Liem sambil menindih tubuhku dan membuka lebar-lebar kedua pahaku . Aku memejamkan mata menunggu detik-detik ketika penisnya menerobos vaginaku. Menyadari kalau aku masih perawan, Om Liem tak hanya melebarkan kedua pahaku. Namun dengan jari jemari tangannya Om Liem kemudian membuka kedua bibir vaginaku, kemudian dengan perlahan dipandunya batang penisnya yang sudah tegang kearah lubang vaginaku yang sudah terbuka.Setelah dirasa tepat, perlahan Om Liempun menekan pantatnya kebawah.
“Auuw ..Akhh… auuww..! ” Aku memekik kesakitan sambil meronta ketika batang penis Om Liem mulai memasuki lubang kewanitaanku. Keringatku bercucuran membasahi tubuhku yang telanjang bulat, Keperawananku yang selama ini kujaga mulai ditembus oleh Om Liem tanpa sanggup kucegah lagi. Aku meronta ronta kesakitan… Om Liem yang sudah berpengalaman tak ingin serangannya gagal karena rontaanku segera tangan menahan pantatku, lalu dengan cepat, ditekan pantatnya kembali kedepan sehingga separuh batang kelakiannya pun amblas masuk kedalam Vaginaku.
“Aakkhhh… !” Aku memekik kesakitan bersamaan dengan jebolnya keperawananku. Hancur sudah kehormatanku ditangan bandot tua itu. Sesaat aku masih meronta ronta pelan, namun karena pegangan kedua tangan Om liem dipantatku sangat kuat hingga rontaanku tiada arti. Batang penis terus menerobos masuk mengkoyak koyak sisa sisa Perawanku. Tangisanku mulai terdengar lirih diantara desah napas Om Liem yang penuh birahi.Tubuhku yang putih mulus kini tak berdaya dibawah himpitan tubun Om Liem yang gendut.Sesaat Om Liem mendiamkan seluruh batang penisnya terbenam membelah Vaginaku sampai menyentuh rahimku, perutku terasa mulas dibuatnya.
“ha..ha..ha… tak perlu menangis nona cantik, kau sudah kuperawani saat ini, lebih baik nikmati saja ******ku ini.” ejek Om Liem sambil mulai menggoyang pantatnya maju mundur perlahan. Penis Om Liem kurasakan terlalu besar menusuk Vaginaku yang masih sempit, setiap gesekan penis Om Liem menimbulkan rasa nyeri yang membuatku merintih rintih, tetapi buat Om Liem terasa nikmat luar biasa karena Penisnya tercepit erat oleh memek Shinta yang masih rapat dan baru ditembus perawannya. Inilah nikmatnya makan gadis perawan muda yang selama ini membuat Om Liem jadi ketagihan. Semakin lama batang Penis Om Liem Semakin lancar keluar masuk menggesek Vaginaku karena cairan pelumas Vaginaku mulai keluar secara alamiah, rasa sakit dikemaluanku semakin berkurang, rintihanku perlahan mulai hilang berganti dengan suara napas yang berirama dan terengah engah. Tua bangka ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. hisapan hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Bagai manapun juga aku adalah manusia normal yang juga punya napsu birahi, sadar atau tidak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya, tak ada guna menolak. lebih baik kunikmati saja perkosaan ini.
“Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” .erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil. akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Om Liem. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah lelaki muda idamanku. Penisnya kini mulai meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Bandot tua yang sudah merenggut kehormatanku. Darah perawanku kurasakan mulai mengalir keluar membasahi seprai dibawah pantatku. Rasa sakitku kini mulai hilang. Sambil bergoyang menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya melumat bibir dan pentil susuku, tangannyapun rajin menjamahi tiap lekuk tubuhku sehingga membuatku menggeliat geliat kenikmatan .Rintihan panjang ahirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Bandot itu semakin bernapsu menggumuliku. Birahi Om Liem semakin menggila melihat tubuhku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang cukup besar itu. Sungguh ironi memang, gadis muda secantik aku terpaksa mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihku, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosaku. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat Om Liem merubah posisi bersetubuh. Tubuhku ditariknya duduk berhadapan muka sambil mengangkang pada pangkuannya, Dengan sekali tekan penis Om Liem yang besar kembali menembus vaginaku dan terjepit erat dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kiri Om Liem memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Om Liem menerobos masuk ke dalam kemaluanku. Tangan kanan Om Liem memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini pinggulku melekat kuat pada pinggul Om Liem .
“Ouughh..oohhh… ooohhhh… “Aku merintih halus ketika kurasakan batang penis Om Liem amblas seluruhnya hingga menyentuh rahimku. Rintihanku semakin keras saat Bandot itu mulai melumati buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu nyapu puting susuku . Kepalaku tertengadah lemas ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda tubuhku sehingga dengan leluasanya mulut Om Liem bisa melumati bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa saat puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan tubuhku naik turun.
“Hmm… Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta… beda dengan perempuan lain yang sering aku setubuhi… “suara Om Liem sayup sayup kudengar ditelingaku.Aku tak memperdulikannya lagi, saat ini tubuhku tengah terguncang guncang hebat oleh goyangan pinggul Om Liem yang semakin cepat. Terkadang Bandot ini melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks kedua itu sampai, aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan. Walau pun sudah tua tapi Om Liem masih mampu menaklukan gadis muda sepertiku. Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi tubuhku menungging lalu mengarahkan kemaluannya diantara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Om Liem menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku. “Oooooouh… ouuuhhgh!” untuk kesekian kalinya penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginaku dan Om Liem terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang gendut itu menempel ketat pada pantat mulusku. Selanjutnya dengan ganasnya Om Liem memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vaginaku yang masih rapat itu. Inilah pengalaman pertamaku dijamah oleh laki laki yang sudah sangat berpengalaman dalam bersetubuh, Walaupun berusaha bertahan aku ahirnya kewalahan juga menghadapi Om Liem yang ganas dan kuat itu. Bandot tua itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, mungkin karena sebelumnya dia sudah minum obat kuat Viagra, aah… entahlah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting aku sudah melunasi perjanjianku dengan menyerahkan kegadisanku sebagai imbalan uang yang kubutuhkan. Aku pasrah saja ketika tubuhku kembali di terlentangkan Om Liem diatas kasur dan digumulinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian tubuhku yang terlewatkan dari jamahannya. ******* itu ternyata tidak mau rugi sama sekali, kesempatan menyetubuhiku itu dimanfaatkan sebaik mungkin, Tak henti hentinya Om Liem melahap kedua buah dadaku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susuku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, mataku terpejam pejam dibuatnya, sungguh Om Liem menikmati puting susuku yang baru tumbuh itu dengan bernapsu. Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dengan brutal sampai aku terpekik. Setelah itu dia nenekan penisnya dalam dalam hingga batang kemaluannya terbenam seluruhnya sampai menyentuh rahimku. aku berteriak kesakitan dan berusaha meronta tetapi Om Liem membekap bibirku dengan mulutnya sambil tangannya memeluk rapat pinggangku sehingga aku tak mampu bergerak lagi. Sambil meleguh panjang Om Liem menembakkan air maninya kedalam rahimku dengan deras tanpa ada perlawanan lagi dariku. Beberapa saat kemudian suasana jadi hening senyap hanya suara napas Om Liem terdengar naik turun diatas tubuhku yang masih menyatu dengan tubuhnya. Aku sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi dan kurasakan maninya menyembur nyembur hangat memenuhi rahimku, semoga saja aku tidak hamil pikirku dalam hati. Beberapa saat kemudian Om Liem mulai bangkit dan mencabut kemaluannya dari tubuhku, dengan senyum kepuasan karena telah berhasil menikmati kecantikanku luar dalam. Tanganku segera bergerak selimut untuk menutupi tubuhku yang polos itu.
“Tak perlu kau tutupi lagi tubuhmu itu, aku sudah tahu dan merasakan semuanya… he..he… “Om Liem masih sempat mengejek sambil meninggalkanku terbaring lemas di atas ranjang, aku diam saja tak perduli ejekannya mentalku masih mengalami shok berat akibat kehilangan keperawanan. Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh. Bercak bercak darah perawanku mulai mengering disela sela pahaku yang putih bercampur dengan sperma Om Liem yang menetes keluar dari dalam kemaluanku.
“Benar benar *******… lelaki tua itu” kataku geram dalam hati. Air mataku jatuh menetes membasahi pipiku, tapi apa yang harus disesalkan, semuanya telah terjadi sesuai dengan kesepakatan yang kubuat.Tubuhku kini telah ternoda. Perlahan aku bangkit dari tempat tidur, dengan selimut yang melilit ditubuhku aku memunguti kembali pakaianku yang tercecer dilantai, segera aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selintas kulihat Om Liem duduk menggenakan kimono disofa sambil menikmati sebatang cerutu dibibirnya.Om Liem tersenyum memandang tubuhku, Aku memalingkan muka dan mempercepat langkahku masuk kekamar mandi.
Aku mengenakan kembali baju dan rok miniku setelah lebih setengah jam membersihkan tubuhku . Dalam keadaan rapi Aku keluar dari kamar mandi, Kulihat Om Liem masih duduk di Sofa sambil memegang botol minuman.
“Aku ingin pulang Om… perjanjian kita sudah selesai..!” kataku sambil meraih tas kecil milikku diatas meja.
“Belum selesai Shinta… aku masih belum puas… !” kata Om Liem sambil berdiri menghampiriku.
“Tapi..bukankah Om Liem tadi sudah mendapatkan keperawananku..sesuai dengan kesepakatan kita..!” kataku sambil menepiskan tangan Om Liem yang berusaha menjamah dadaku.
“Memang benar..tapi aku merasa belum puas..!” kata Om Liem tersenyum kurang ajar.
“Aku tak mau lagi Om… aku mau pulang … !kataku sambil melangkah cepat menuju pintu keluar kamar.
“Shinta… aku akan menelpon ke Bank dan membatalkan cek yang kuberikan padamu bila kamu menolaknya..!” Ancam Om Liem sedikit keras. Langkahku jadi terhenti karena ancamannya, pikiranku jadi kalut, ******* ini benar benar licik.. Bila aku menolaknya dan Om Liem membatal cek itu dengan menelpon bank, maka akan sia sialah pengorbananku ini. Om Liem kembali mendekatiku dan meyentuh bahuku.
“Bagaimana, kau bersedia melayaniku lagi..?tanyanya sambil meraih pinggangku yang langsing. Aah… benar benar sialan tua bangka ini, aku tak berdaya menolaknya .Kupikir pikir untuk apa lagi jual mahal, toh aku sudah tidak perawan lagi. Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala .
“Sekali ini saja Om… “kataku singkat.
“Oke… no problem..”kata Om Liem senang sekali.

Tanpa basa basi lagi Om Liem langsung membuka kancing kancing bajuku dan melepaskannya kelantai sehingga nampaklah BHku yang berwarna merah jambu. Dengan kasar BH itu ditariknya lepas sehingga buah dadaku yang putih bersih kembali terbuka lebar menampakan kemulusan kulitku yang tersembunyi. Aku memaki maki dalam hati tanpa mampu berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Buah dadaku yang sudah terbuka lebar itu langsung diserang Om Liem dengan bernapsu, lumatan lumatannya makin menggila.Tubuhku menggelinjang gelinjang geli menahan birahi karena serangannya.” Ooughh… aahhh..ooughh..” Hisapan hisapan lidahnya pada puting susuku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku memejamkan mata pasrah berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah pria muda.
“Sshh.. aaahhh… eemhh..!” aku mulai meracau tidak karuan saat jari-jarinya menyusup kedalam celana dalamku dan menusuk kemaluanku sambil memainkan klistorisku, sementara itu mulutnya tidak henti-hentinya menciumi payudaraku, sadar atau tidak aku kembali terbawa nikmat oleh permainannya. Perlahan lahan kurasakan tangan Om Liem mulai beraksi melepaskan resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, detak jantungku semakin keras, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga dalam sekejap tubuhku sudah telanjang bulat. Sesaat mata Om Liem melotot memandangi tubuh polosku yang tampak putih bersih. Kemudian Om Liem yang bertubuh pendek meraih pinggangku yang ramping dan menuntunnya berjalan menuju kamar tidur utama. Aku hanya menurut saja kembali dibawa Om Liem kedalam kamar tidur, aku sudah menduga bahwa Om Liem ingin kembali mengerjai dan menikmati tubuhku yang putih mulus diatas kasur yang lembut itu, … aaaah… bandot ini sangat beruntung sekali… mendapatkan tubuhku tanpa perlawanan. Setelah membaringkanku diatas kasur, Om Liem segera membuka kimono yang dipakainya dengan tergesa gesa. Ternyata Om liem tak menggenakan apa apa dibalik kimononya. Aku memalingkan mukaku ketika Om Liem mulai membuka kedua pahaku lebar lebar sehingga bibir vaginaku terbelah luas menantang. Rupanya Om Liem sudah tak sabar ingin segera menyetubuhiku. Dengan pasti batang penisnya yang sudah tegang dari tadi mulai diarahkan kebibir kemaluanku yang sudah terbuka.
“Pelan pelan Om… masih sakit… !” kataku berbisik sambil menahan napas ketika kurasakan penis Om Liem mulai menembus bibir vaginaku yang masih sempit.. Sambil membuka lebar kedua pahaku Om Liem mulai mendorong penisnya keselangkanganku kuat kuat.
“auuww..aaahkhhh… !!aku memekik keras menahan yeri saat batang kemaluan Om Liem yang keras itu dengan paksa memasuki lubang kemaluanku yang masih sempit. Untuk kedua kalinya aku tak kuasa menolak Penis Om Liem yang tegang memasuki kemaluanku dalam dalam. Rasa nyeri masih terasa walaupun tidak sesakit ketika pertama kali Om Liem menembus perawanku..
“He..he..Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta, lebih nikmat dari pada gadis gadis lain yang sudah pernah aku perawani… he..he… payudaramupun lebih kenyal dan berisi..”kata Om Liem sambil mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun menggauliku. Aku diam saja mendengar ejekannya, saat ini badanku mulai terguncang guncang seirama dengan goyangan tubuh Om Liem yang menindih tubuhku.
“Oohh..ooohhhh… oooohhhhhh… “suaraku tak dapat kutahan lagi ketika gerakan Om Liem semakin cepat memacu tubuhku hingga tersentak sentak dengan keras.Birahiku jadi terangsang lagi, cairan vaginaku mulai banyak keluar sehingga Penis Om Liem kini sudah lancar keluar masuk vaginaku. Sambil tangannya mencengkram buah dadaku, goyangan Om Liem semakin menggila.
“Oooouuh… oooohhhhhhhh… Om Liem… “Tubuhku semakin menggeliat geliat tak karuan ketika buah dadaku kembali dilumat lumat Om Liem dengan ganasnya. Gesekan Batang penis Om Liem semakin terasa nikmat. Ahirnya aku tak dapat bertahan lebih lama lagi, tubuhku mengejang lagi, aku mengalami Orgasme lebih dulu.
“He..he… nikmat khan, bersetubuh denganku..?” kata Om Liem senang karena berhasil membuatku mencapai Orgasme. Aku memejamkan mata menahan malu telah diperdayainya hingga mengalami orgasme. Bandot tua ini memang bukan tandinganku, Pengalamanya sangat jauh dibandingkan aku yang baru hari ini mengenal Sex, sehingga dengan mudah dia dapat menaklukanku.
“Sekarang giliranku untuk bersenang senang nona cantik… “kata Om Liem sambil merubah posisi tubuhku berbalik seperti orang merangkak. Rupanya Om Liem ingin menembakku dari belakang. Aku hanya dapat pasrah mengikuti kemauan bandot ini. Tepat di hadapanku terdapat kaca rias yang besar didinding, sehingga aku dapat melihat tubuhku telanjang bulat serta dibelakangku terlihat Om Liem sedang mengagumi kemulusan tubuhku.
“Tak kusangka tubuhmu benar benar sempurna Shinta, kamu sungguh cantik sekali, beruntung sekali aku dapat memerawanimu… he..he… !” Om Liem tertawa sambil menyelipkan penisnya lagi di antara kedua kakiku lewat belakang. Dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
“Oohhh.., oouugghh.., aaahhhhh.. Aakkhh..!” Suaraku kembali terdengar ketika penis Om Liem dengan paksa menembus tubuhku dari belakang. Dengan bernapsu Om Liem kembali menggoyangku maju mundur sehingga buah dadaku yang menggantung ikut terguncang guncang berirama. Sambil terus menggoyangku tangan Om Liem yang bebas kembali meremas remas buah dadaku yang menggantung lepas. Melalui cermin besar didepanku, terlihat Om Liem sedang menggauli tubuh telanjangku, selintas nampak seperti seorang bidadari sedang diperkosa habis habisan oleh iblis hidung belang. Karena sepertinya tidak berimbang sekali, yang satu gadis muda cantik dan satunya lagi bandot tua.
“aaahhh… aaahhh… oouugghh ” Gerakan Om Liem Semakin cepat menyodok nyodok rahimku, rasanya aku sudah tak kuat lagi, tampaknya Bandot Tua itu juga sudah akan mencapai klimaxs. Tiba tiba Om Liem membalikan posisi tubuhku sehingga aku kembali terlentang dihadapannya. Sambil menindihku Om Liem kembali menghujamkan penisnya kedalam kemaluanku dengan kuat.
“Ooouugghh… !!” Om Liem nampak menikmati jeritanku ketika dia menghunjamkan lagi penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairan licin. Sambil terus menggenjot tubuhku, bibir Om Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang ku yang terkulai lemas tertengadah ke atas. Suara hisapannya bergema keras diruangan ini. Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Aku hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. ooohh..!” sementara tubuhku telah lemah dan semakin kepayahan. Akhirnya badan Om Liem pun menegang sambil mendekapku kuat kuat .
“Aaahhhh… Sakit Ommm… !” kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya yang kuat tapi Om Liem malah menekan kemaluannya dalam dalam tak perduli dengan jeritanku Dan “Akkh… Crooot.., crooooott..!” Om Liem berejakulasi di rahimku, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari belahan Vaginaku. Om Liem nampaknya menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati bibirku yang terbuka kepayahan . Om Liem mengerang kenikmatan di atas tubuhku yang sudah lemas, sementara rahimku terus menerima semburan sperma yang cukup banyak. Badan Om Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhiku habis habisan serta merengut keperawananku yang selama ini menjadi Primadona SPG di perusahaanya. Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh ku yang tergolek tak berdaya di bawah pelukannya. Om Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, tubuhnya tampak lemas diatas tubuhku. Perlahan kudorong tubuh gemuknya kesamping agar tak membebani tubuhku. Ahirnya akupun tertidur kelelahan dipelukan Om Liem setelah beberapa ronde tadi melayani napsu birahinya yang tak putus putus. Sore harinya kembali aku digarapnya di kamar mandi ketika dipaksa mandi bersama, sambil berdiri merapatkan punggungku ketembok Om Liem kembali menggoyangku, sebelah kakiku diangkatnya keatas sehingga penisnya leluasa keluar masuk vaginaku, aku merintih rintih kecil dibuatnya. Sore itu aku terpaksa melayaninya sampai Bandot itu mendapatkan kepuasan dan dia semprotkan semua maninya dalam vaginaku. Setelah puas mengerjaiku barulah Om Liem mau melepaskanku dan mengantarkanku pulang. Sepanjang Jalan, aku hanya diam membisu disamping Om Liem yang mengemudikan mobil, Aku masih sakit hati padanya yang telah berhasil memperdayaiku, Tubuhku habis habisan dikerjainya, Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh, bagian tubuhku yang tersembunyipun penuh dengan warna merah bekas cupangannya terutama dibagian buahdada dan paha putihku. Yang lebih menyakitkan lagi Om Liem mengambil celana dalamku tanpa dapat kutolak, katanya setiap gadis yang berhasil diperawaninya akan dikoleksi celana dalamnya bersama bercak-bercak darah perawan yang masih menempel.Sudah puluhan koleksi disimpannya. Terpaksa Saat itu aku pulang dengan menggunakan rok tanpa celana dalam.
“Bila kamu butuh uang lagi, kamu bisa hubungi aku lagi Shinta… tentunya kamu tak keberatan khan, memberikan kenikmatan tubuhmu itu… he..he… “kata Om Liem sebelum aku turun dari mobilnya. Aku diam saja sambil berlalu darinya, sudah pukul 6 sore saat aku tiba didepan rumahku.
Ternyata hampir seharian aku dikerjai bandot tua itu. Suatu saat akan kubalaskan dendamku ini, akan kuhabiskan hartanya, tunggulah tak akan lama lagi waktu itu akan tiba, kau harus bayar mahal kenikmatan yang kau dapat dari kemulusan tubuhku.
Inilah pengalaman pertamaku yang kuceritakan secara vulgar buat pembaca, lain waktu aku akan ceritakan lagi kehidupan sexualku setelah kejadian ini dimana aku mulai terjerumus kedunia gadis panggilan High class, para pelangganku adalah pejabat dan pengusaha ternama di Jakarta.
Tak ada pelanggan yang kecewa dengan kecantikan dan kemulusan tubuhku plus layanan istimewa. Hanya lelaki berduit saja yang dapat menjamah keindahan tubuhku ini.

Marshanda 2 : Adam and Eve XXX

Marshanda

“Aaahhh….” Rintih Marshanda dengan mata terpejam, dia begitu menikmati ciumannya dengan baim, apalagi ditambah dengan remasan-remasan lembut di kedua payudaranya.
Tiba-tiba Marshanda merasa sesak nafas, ditambah dengan remasan di payudaranya bertambah kasar dan menyakitkan.

************************************************************************

“Argh…” jerit Marshanda, dan Marshanda pun telah kembali dari dunia mimpinya, jeritan Marshanda pun semakin nyaring setelah dilihatnya sesosok tubuh yang tidak dikenal sedang menindih tubuhnya, bukan cuma menindih, namun kedua tangan makhluk yang tidak dikenalnya sedang meremas-remas kedua payudaranya dengan kerasnya.


“Hehehehe, sudah bangun non ? Keenakan yah tadi sampai kebawa mimpi gitu” Ejek parjo.

Marshanda pun kembali teringat pemerkosaan yang baru saja dilakukan oleh mantan supirnya tersebut, dan Marshanda teringat, gara-gara terlalu lelah setelah diperkosa tadi, maka Marshanda pun tertidur di kamar parjo ini masih dengan keadaan telanjang bulat.

“O iya non, kenalin ini to’un keponakan bapak, walaupun dia bego, tapi kalo masalah ngentot sih dia jago juga non”, parjo mengenalkan to’un tanpa pertanyaan dari Marshanda.

To’un ini benar-benar buruk rupa, tampangnya khas orang idiot dengan air liur yang terus menetes dari bibirnya, matanya cekung seperti orang yang biasa menggunakan narkoba, giginya kuning-kuning dan banyak juga yang ompong, perutnya buncit ditambah dengan potongan rambutnya yang kayak model ronaldo, membuat to’un lebih pantas disebut monster daripada manusia.

“Un, lu orang kalo belum kenalan jangan langsung seruduk gitu dong, dasar bego, ayo kenalan dulu sama non caca ini”

“Heheheh, o iya to’un lupa bang, hehehehe, ini non lala yang di tipi itu kan, hehehehe, kenalin dong, hehehehe, nama gw to’un” to’un pun mengenalkan dirinya, sambil dia memanggil Marshanda dengan panggilan lala, rupanya otak idiot to’un hanya mengenali Marshanda sebagai lala, peran pertama Marshanda di sinetron bidadari

“Kyaaaaaaaaa…..” Marshanda pun menjerit ketakutan
“Lepasin caca pak, tolong pak, jangan pak, caca udah capek pa, jangan pak…” pinta Marshanda sambil berusaha menutupi tubuh telanjangnya, dan linangan air mata di kedua pipinya.

“Eits…. Pertama, jangan lupa, panggil gw TUAN !!”
“Kedua lu berani tereak-tereak hah ? Pengen ngerasain kontol preman-preman di depan ya ?!” Ancam parjo, walaupun kenyataanya ketiga preman tersebut sudah tidak ada lagi di depan rumah parjo

“Ja jangan pak…” Marshanda pun teringat akan keadaan dirinya yang sudah sangat terjepit.
“Udeh.. jangan banyak bacot lu, lu sekarang nurut omongan gw”
“Gini non, tadi gw baru saja pinjem ini handycam dari temen gw, gw pengen ngerekam lu ngentot sama di to’un ini, kalo lu nurut, dan menurut gw pilmnya bagus, gw janji gw bakal lepasin lu, tanpa gw kasih lu ke preman-preman di depan, tapi kalo lu berani nggak nurut…” parjo pun tidak menyelesaikan ancamannya.
“Ja.. jangan tuan, ampun tuan, caca bakal nurut tuan, caca bakal maen sama keponakan tuan, tapi tuan, tolong tuan, jangan shoot caca tuan, caca malu tuan, ampun tuan…” mohon Marshanda.
“O gitu ? ya sudah, lu tunggu bentar yah, gw panggil temen-temen gw…”  jawab parjo, sambil berpura-pura hendak membuka pintu kamarnya.
“Jangaaaaaaaan tuan, jangan tuan, ampun, caca nurut tuan caca nurut” 
“Nah gitu dong, susah amat sih lu, jadi perek aja belagu lu” ejek parjo dengan puasnya.

“OK, kalo gitu kita mulai syutingnya, mmh…. Enaknya judul pilmnya apa yah..”
“O iya kalo nggak salah lu dulu pernah maen sinetron yang judulnya adam dan hawa yang bareng banci sapa itu ya ? sahrul yah ? nah sekarang lu maen adam dan hawa xxx, tapi yang jadi adamnya ya si to’un ini yah, hahahahaha”
“OK, kita mulai syutingnya adam dan hawa xxx, gini ceritanya, un lu duduk di sini” perintah parjo pada to’un untuk duduk di kursi satu-satunya yang ada di ruangan tersebut.
“Tapi bang, to’un lagi maenin susunya lala bang…” protes to’un yang sedang meremas-remas payudara Marshanda.
“Ah, udah lu jangan banyak bacot lah, udah bego banyak bacot pula, lu turutin kata gw, ntar juga lu dapet enaknya !!” To’un pun menuruti perintah parjo.
“Nah, ntar non caca merangkak ke arah to’un yah, terus memohon dengan sopan untuk ngemutin kontolnya si to’un, jelas non ?” Tanya parjo
Marshanda hanya mengangguk dengan lemah.
“OK, scene pertama pilm adam dan hawa xxx dimulai, ACTION !!!”perintah parjo bergaya bak sutradara kelas dunia.

Marshanda pun menuruti apa yang parjo perintahkan padanya, dia berjalan merangkak, sedangkan parjo dengan handycamnya merekam adegan merangkaknya Marshanda dari berbagai sisi, ketika menshooting bagian belakangnya, parjo pun berlama-lama, menshooting pantat Marshanda yang begitu indahnya bergoyang. Sesampainya di to’un Marshanda pun memohon.

“Tuan, bolehkah saya mengemut kontol tuan ?”

“Cut..cut..cut…” potong parjo
“Ngemut-ngemut !! Itu tuh namanya nyepong, bego amat sih, gitu aja nggak ngerti ?! Ayo cepet ulang, lu dari sini, lagi terus merangkak lagi… “

Diulang kembali adegan merangkaknya Marshanda dari ranjang menuju kursi tempat to’un sedang duduk.

“Tuan, bolehkan saya nyepong kontol tuan ?” Pinta Marshanda dengan air mata mengalir perlahan di kedua pipinya.

“Hehehehe…” To’un tidak menjawab, dia hanya meremas payudara Marshanda.

Marshanda pun mulai melakukan felatio terhadap to’un, sambil sesekali parjo memberi arahan terhadap Marshanda

“Nah lu masukin sampai ke pangkalnya”
“Jilatin itu pelirnya”
“Mata lu liat ke kamera sini, jangan nunduk aja !!”
“Pijetin itu pelirnya”

Memang benar apa kata parjo, walaupun idiot, namun dalam hal sex, to’un masih sangat kuat, sudah 20 menit Marshanda melakukan felatio terhadap to’un tapi belum tampak sedikit pun to’un akan ejakulasi

“OK, ok udah adegan sepong-sepongannya, sekarang lu gandeng to’un lu suruh to’un tiduran di ranjang, terus lu kasihin memek lu ke mukanya to’un biar to’un jilatin memek lu, ngerti ?!”

Marshanda kembali hanya mengangguk dan menjalankan perintah parjo, digandenganya to’un.

“O iya jangan lupa, lu bilang ke to’un suruh di rebahan terus minta tolong ke dia untuk jilatin memek lu” perintah to’un ketika Marshanda sedang menggandeng tangan tou’n.

“Tuan tiduran dulu yah tuan”
“Hehehehe…” Kembali to’un si idiot hanya tertawa dan segera berbaring sambil tak lupa meremas payudara Marshanda.

“Tuan tolong jilatin memek saya yah tuan” Pinta Marshanda sambil duduk mengakangi kepala to’un, sehingga vagina Marshanda tampak begitu jelas di mata to’un.

“Asiik… memeknya lala, hehehehehe, ada susunya lagi” Seru to’un, to’un pun segera menjilati vagina Marshanda.

“Koq, susu dari memeknya lala rasanya aneh sih, gak enak…” tanya to’un ketika menjilati bekas sperma parjo yang masih sedikit tersisa di vagina Marshanda.

Tapi to’un terus saja menjilati vagina Marshanda, sementara kedua tanganya tidak pernah berhenti meremas-remas bagian tubuh Marshanda, terutama payudara dan pantat Marshanda. Mendapat rangsangan yang terus menerus, maka lama kelamaan tubuh Marshanda pun bereaksi.

“Aaah……” jerit Marshanda lirih, parjo pun tersenyum melihat itu, di shootnya bagian wajah Marshanda yang sedang sangat terangsang.

“Aaargh…..” jerit Marshanda ketika mendapatkan kembali orgasmenya, parjo pun tidak menyia-nyiakan adegan tersebut, di shootnya bagian wajah Marshanda yang cantik yang sedang mendapatkan orgasmenya, mata Marshanda terpejam, sementara mulutnya terbuka, kemudian parjo menshoot tubuh Marshanda yang sedang bergetar-getar dengan hebatnya, dan terakhir tidak lupa di shootnya bagian vagina Marshanda yang sedang mengeluarkan carian cintanya, yang langsung di sedot habis oleh to’un.

“Dapet juga lu, dasar perek, hahahahaha….” Ejek parjo. Marshanda pun hanya terdiam, masih dirasakannya sedikit sisa-sisa orgasme yang baru dirasakannya.

“Sekarang lu masukin kontol to’un ke memek lu, jangan lupa minta ijin dulu yang sopan !”

“Tuan, bolehkan saya ngentotin tuan ?”

“Hehehehe, lala minta ngentotin to’un, heheheh,  to’un kan anak baek, masa to’un gak kasih ijin, hehehehe, ya bolehlah, silahkan lala, hehehehehe…”, jawab to’un dengan gembiranya.

Marshanda masih merasakan perih, karena bagaimana pun penis to’un adalah penis kedua yang bersarang di vaginanya, ditambah lagi fakta bahwa Marshanda baru saja kehilangan keperawanannya beberapa saat yang lalu, padahal ukuran penis parjo dan to’un hanya beda tipis, parjo 14 cm, sementara to’un 15 cm, namun diameter penis parjo hanya 2.5 cm, sedangkan diameter penis to’un 4.5 cm.

Setelah perjuang menarik dan mendorong penis to’un ke dalam vaginanya, maka akhirnya penis to’un masuk seluruhnya kedalam vagina Marshanda.

“Aahh…. Sempit banget nih memeknya lala” komentar to’un merasakan sempitnya vagina Marshanda, sementara Marshanda hanya menggigt bibirnya, merasakan perih di vaginanya.

“Ayo, sekarang digoyang non !! jangan diem aja !!” perintah to’un

Marshanda pun mulai bergerak, menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh to’un, sementara tangan to’un tidak pernah berhenti meremas kedua payudara Marshanda.

Lama kelamaan , rasa perih di vagina Marshanda menghilang, digantikan dengan rasa nikmat yang dimulai dari bagian vaginanya dan menyebar ke seluruh tubuh Marshanda.

Parjo pun tidak berhenti menshoot adegan yang sangat erotis tersebut, adegan dimana Marshanda seorang artis muda cantik yang sedang menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh seorang idiot yang sangat buruk rupa. Parjo menshoot adegan itu dari berbagi sisi, kadang dishootnya muka Marshanda yang sedang menuju ke orgasmenya, kadang dishootnya payudara Marshanda yang terus menerus diremas oleh to’un, kadang di close-upnya vagina Marshanda dari belakang, sehingga tampak jelas penis to’un yang sedang keluar masuk dari vagina Marshanda.

“Aaargh….” Kembali Marshanda memperoleh orgasmenya, tubuh Marshanda kembali mengejang, hingga melengkung ke belakang, setelah beberapa saat tubuh Marshanda pun ambruk menindih tubuh to’un, sementara itu to’un yang belum juga mendapat orgasmenya hanya tertawa-tawa, sambil tangannya menggerayangi pantat Marshanda.

“Ah… payah lu, baru segitu aja udah keluar” ejek parjo.
“Sekarang lu nungging cepet, biar to’un aja yang ngentotin lu”, perintah parjo pada Marshanda.

Marshanda yang masih lemas hanya bisa menuruti perinta to’un, Marshanda pun sekarang menungging di depan to’un.

“Un, lu sekarang entotin tuh lala” perintah parjo pada to’un
“Tapi bang, to’un masukin ke mana nih ? Ke pantat apa memeknya lala ?” Tanya to’un ketika melihat pemandangan indah di depan matanya, dimana disana terdapat dua buah lubang kenikmatan Marshanda terpampang jelas di depan matanya. Marshanda terkesiap mendengar pertanyaan to’un yang ditujukan pada parjo, sambil berharap dalam hatinya agar parjo memberi jawaban untuk to’un supaya dimasukkan ke vaginanya saja.

“Ah, terserah lu deh un” jawab parjo.
“Asiik, kalo gitu, to’un sekarang pengen cobain pantat lala ah, tadi memeknya sih enak banget, sempit banget, gimana pantatnya yah…”

“Jangan… jangan di situ…” pinta Marshanda yang ketakutan sambil berusaha menjauh, namun tenaga Marshanda yang baru saja mendapat orgasme masih terlalu lemas, sementara itu to’un sudah memegangi pinggang Marshanda.

To’un menaruh kepala penisnya di lubang anus Marshanda, mula-mula to’un sangat kesulitan memasukkan penisnya ke dalam anus Marshanda, bagaimanapun anus Marshanda masih perawan, sementara itu penis to’un dengan diameter 4.5 cm, tentunya sangat besar untuk masuk ke anus Marshanda, namun to’un tidak berhenti berusaha.

“Aaaargggggggg….” Jerit Marshanda hingga kepalanya terangkat ketika akhirnya kepala penis to’un berhasil masuk ke dalam anusnya.

Dan Marshanda pun menjerit tanpa suara ketika akhirnya to’un berhasil memasukkan seluruh penisnya ke dalam anus Marshanda. Marshanda pun segera terkulai lemas, walaupun masih sadar, namun perasaan sangat sakit mendera anusnya, dan itu membuat kesadaran Marshanda sedikit menghilang.

Namun to’un tidak peduli dengan keadaan Marshanda, to’un malah menyodomi Marshanda dengan sangat cepat dan brutal.

“Hehehehe, enak banget pantatnya lala, nggak kalah sama memeknya, hehehehehe”

Tiba-tiba to’un melolong, Marshanda pun merasakan cairan hangat menyembur kedalam anusnya, rupanya akhirnya to’un mendapatkan juga orgasmenya.
To’un masih menggerakkan penisnya beberapa kali, sebelum akhirnya penis to’un yang melemas keluar dari anus Marshanda dengan sendirinya.

“Hahahaha, selesai juga nih pilm, keren juga ini pilm” parjo pun mengakhiri shooting filmnya.

“Non caca, lu bakat juga koq maen pilm bokep gini, gimana kalo non juga maen pilm bokep ?” ejek parjo.
“O iya kita makan dulu yah, ini gw udah beliin mi goreng tadi, abis makan, non caca maen sama gw lagi sekali yah ?” pinta parjo pada Marshanda.
“Tapi tuan, saya sudah capek banget tuan…”
“Makanya gw suruh lu makan dulu, biar energi lu penuh lagi, O iya sebelumnya lu jongkok dulu” perintah parjo pada Marshanda

Parjo pun meletakkan mangkuk mi goreng bagian Marshanda di bawah Marshanda.

“Lu cepet keluarin peju to’un ke mangkok ini cepet !!”

Setelah sperma to’un keluar ke mangkuk mi goreng tersebut, parjo segera mengaduk mi goreng tersebut, sehingga jadilah mi goreng campur sperma.

“Nah lu sekarang cepet makan ini, gak usah banyak protes !” perintah parjo pada Marshanda.

“Bang boleh nggak non lala ini duduknya dipangku to’un ?” Tanya to’un yang penisnya sudah kembali ereksi

“Boleh un boleh”
“lala, makannya duduk disini ya non, sambil masukin kontol to’un ke memeknya non lala” pinta to’un ke Marshanda.

Marshanda pun hanya bisa menurut, maka sekarang posisi Marshanda berada di pangkuan to’un, dengan penis to’un berada di vaginanya.

“O iya la, sekalian dong la, to’un minta disuapin sama lala” pinta to’un dengan manjanya pada Marshanda.

************************************************************************

Tiba-tiba….

“Anjing lu jo, lu pinjem…” Pinta kamar parjo terbuka, dan sesosok negro dengan tubuh besar menerobos masuk, kata-kata negro itu terputus ketika dilihatnya Marshanda dalam keadaan telanjang bulat dalam pangkuan to’un

“A..a.. siapa ini jo ?” tanya negro tersebut dengan terbata-bata, tidak percaya di depannya sedang ada seorang cewek cantik tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh cewek tersebut.

Sementara itu Marshanda menjerit, sambil kedua tangannya berusaha menutupi payudaranya, namun tidak bisa karena tangan to’un sedang meremas-remas payudara Marshanda, sementara bagian bawah tubuh mereka masih tertutupi meja tempat mereka menyantap hidangan makan malam mereka,

“Hahahaha, kenalin moud, ini Marshanda bekas majikan gw, non caca, ini mahmoud, yang punya handycam ini” jawab parjo sambil mengenalkan mereka berdua.

“Moud, tadi gw pinjem handycam lu, buat shooting mereka ini” jelas parjo pada mahmoud sambil menunjuk Marshanda yang masih dalam pelukan to’un.

“Anjing lu, tau gitu, tadi gw ikut”

Mahmoud ini aslinya orang afrika, namun dia sudah tinggal di Indonesia selama lebih dari 10 tahun, dia ini berprofesi sebagai kurir narkoba dari afrika ke Indonesia. Sebagaimana layaknya orang afrika, maka kulit mahmoud pun hitam legam, matanya besar, dengan rambut botak, ditambah lagi tubuhnya yang berukuran raksasa khas orang afrika sana.

“Tenang aje moud, lu tunggu bentar, kita-kita mau makan dulu, ntar abis makan kita pesta lagi, lu udah makan ?” tanya parjo kepada parjo.

“Ah, kalo ada cewek secantik ini sih, gw dak perlu lagi makan juga udah kenyang, anjing lu jo, ini bukannya yang artis itu yah ?”
“Emang, kan udah gw bilang, dia ini bekas majikan gw, kan gw udah pernah cerita ke lu kalo gw kerja sama artis”
“O iya ya, anjing lu jo, gimana ceritanya sampai lu bisa ngentotin dia gini ?”
“Ah udah lah lu nggak usah banyak cingcong, tinggal nikmatin aja”
“Iya, iya, ya udah lu cepetan dong makannya gw udah ngga sabaran nih jo”

Sementara itu Marshanda hanya bisa menangis meratapi nasib buruknya, Marshanda sadar percuma juga dia memohon untuk dilepaskan, karena bagaimanapun, pasti parjo akan menjalankan niatnya.

************************************************************************

Makan malam pun berakhir, mahmoud yang sudah sangat terangsang segera menuju ranjang, parjo segera meminum obat kuat, sementara itu, to’un tanpa melepas penisnya dari vagina Marshanda, menggiring Marshanda menuju ranjang juga.

“Un, lu lepasin dong kontol lu, gw kan juga pengen ngerasain memeknya nih cewek” pinta mahmoud ke pada to’un
“Hehehehe, enak banget loh om memeknya, pantatnya juga om, heheheheh”

To’un pun melepaskan penisnya dari vagina Marshanda, kemudia ditelentangkannya Marshanda di ranjang tersebut, mahmoud segera membuka lebar-lebar kaki Marshanda, sementara itu Marshanda hanya bisa terisak tanpa protes apapun.

“Anjing jorok banget sih lu, abis maen, peju lu bukannya lu bersihin” protes mahmoud kepada to’un

Maka mahmoud pun segera mengambil celana dalam Marshanda, di lapnya bagian vagina dan anus Marshanda hingga bersih.

“Eh ngapain lu jo ?”  Tanya mahmoud kepada parjo yang masih sibuk dengan handycamnya, terus menshoot adegan-adegan panas di depan matanya.

“Syuting bro, syuting, hahahahaha”
“Ah bego amat sih lu, siniin handycam gw”

Mahmoud pun mengambil handycamnya, kemudian berdiri ke meja, ditaruhnya handycamnya di atas meja tersebut, kemudian diarahkannya handycam tersebut ke arah ranjang tempat Marshanda berada.

“Nah gini kan jadinya lu bisa gabung juga sama kita-kita jo”
“Ah, iya juga ya moud, pinter juga ya lu, maklum kalo liat cewek cantik, kadang-kadang otak gw jadi error, hahahaha”

Mahmoud pun kembali ke ranjang, di atas ranjang tersebut to’un sedang menikmati felatio dari Marshanda, sementara itu parjo sedang meraba-raba vagina dan payudara Marshanda.

“Eh jo, gw pengen ngerasain memeknya dong, lu maenin susunya dulu aja ya” pinta mahmoud.

Parjo pun memberi kesempatan mahmpud untuk menjamah vagina Marshanda, mahmoud segera menusukkan jari telunjuknya kedalam vagina Marshanda, Marshanda hanya bisa tersentak dengan penis to’un di mulutnya.

“Anjing nih memek, becek amat, tapi sempit amat, anget pula, kayaknya lu lu pada udah maen sama nih cewek daritadi ya ?” komentar mahmoud

Maka handycam mahmoud pun merekam adegan yang sangat erotis, seorang artis muda nan cantik Marshanda, sedang berada di atas ranjang dengan keadaan bugil total, di mulutnya terdapat penis seorang anak muda yang tampak sangat idiot, sementara itu terdapat kakek-kakek tua sedang sibuk menyusu di kedua payudaranya dengan buas, sementara itu kaki Marshanda mengangkang, di selangkangannya tampak ruas jari telunjuk seorang negro, yang tentunya berukuran besar, sedang keluar masuk dengan cepat dan kasar di vaginanya.

Dirangsang oleh tiga orang sekaligus membuat tubuh Marshanda bereaksi dengan cepat, tidak sampai 10 menit, Marshanda sudah hampir mendapatkan kembali orgasmenya.

“Mmmh….” Kembali Marshanda menjerit mendapatkan orgasmenya, namun kali ini jeritan Marshanda tertahan oleh penis to’un di mulutnya.

“Hahahaha, keluar dia jo, keluar dia, ah cobain ah pejunya artis” sorak mahmoud kegirangan mengetahui Marshanda baru saja memperoleh orgasmenya, mahmoud pun segera menjilati vagina Marshanda, hingga cairan cinta Marshanda habis dihisapnya.

“Jo, dia udah keluar nih, sekarang, mulai yuk coblosan kita” ajak mahmoud sambil melepas seluruh baju dan celananya.
“Ayo…” parjo pun menyusul melepas seluruh bajunya.

Mahmoud segera naik ke ranjang dan berlutut diantara kedua pahanya.

“Eits… ntar dulu dong moud, lu ini baru dateng mau maen seruduk aja, lu nikmatin dulu tuh sepongan dia, gw dulu yang mo nyoblos memeknya” cegah parjo yang tampaknya sudah sangat bernafsu untuk kembali menikmati vagina Marshanda.

“Un, lepasin kontol lu, tunggu bentar, lu ntar masukin ke pantatnya aja, biar mahmoud rasain sepongan nih cewek” perintah parjo kepada to’un.
“Asiiik, to’un mau masukin kontol to’un ke pantat lala lagi, horeeee…” jerit to’un dengan idiotnya.
“Nah non, sekarang lu naek ke kontol gw” perintah parjo ke Marshanda.

Marshanda sekarang benar-benar sudah seperti robot hidup yang hanya menuruti perintah parjo, dimasukkannya kontol parjo ke dalam vaginanya, rupanya vagina Marshanda sudah agak beradaptasi, hingga kontol parjo sudah tidak begitu terasa sakit.
Mahmoud segera menyodorkan penisnya di mulut Marshanda, Marshandapun segera mengulum penis mahmoud, tanpa perlu diperintah lagi.
Sementara itu to’un segera bersiap di anus Marshanda, tubuh Marshanda menegang, bagaimanapun, berbeda ketika diperkosa di vaginanya, ketika Marshanda diperkosa di anusnya, Marshanda tidak memperoleh sedikit pun kenikmatan, yang ada hanya perasaan sakit yang sangat yang mendera anusnya.
To’un pun kembali melesakkan penisnya kedalam anus Marshanda.

“Mmmmhhh…..” Kembali sakit yang sangat mendera anusnya, Marshanda benar-benar belum bisa menikmati anusnya disodomi, apalagi to’un seperti biasa menyodominya dengan cepat dan kasar.

Setelah 15 menit berlalu, parjo merasakan bahwa dia hampir mencapai orgasmenya lagi, namun, parjo belum ingin mendapatkan orgasmenya kembali, sehingga parjo pun meminta pada mahmoud untuk bertukar posisi.

Posisi sekarang adalah to’un tidur terlentang dengan penisnya masih berada di dalam vagina Marshanda, sementara itu penis parjo berada di mulut Marshanda, sedangkan mahmoud dengan penis yang berukuran panjang 25 cm dan diamter 6 cm, sedang bersiap di vagina Marshanda.

Sebenarnya Marshanda sangat ketakutan menyadari mahmoud hendak memperkosanya, bagaimanapun penis mahmoud adalah penis yang berukuran raksasa, dan Marshanda tidak berani membayangakan bagaimana sakitnya vaginanya bila penis berukuran raksasa itu masuk ke dalam vaginanya, namun posisi Marshanda yang terkunci seperti ini, membuat dia hanya bisa pasrah, dan berharap vaginanya sudah cukup beradapatsi sehingga tidak timbul rasa sakit yang sangat di vaginanya.

“Akhirnya giliran gw juga…. Gila ini memek sempit banget, pasti nikmat banget ini”  komentar mahmoud.

Sementara itu Marshanda berusaha untuk mengkangkangkan kakinya selebar mungkin, berharap agar itu dapat menghilangkan sedikit rasa sakitnya, namun…

“Aaaargghhh………..” Marshanda menjerit dengan sangat kerasnya hingga penis parjo pun  terlepas dari mulutnya.

Marshanda merasakan sakit yang tak terkira di tubuh bagian bawahnya, penis to’un yang masih bersemayam di anusnya, ditambah dengan penis raksasa mahmoud yang menembus vaginanya, membuat Marshanda merasa seakan-akan bagian bawah tubuhnya terbelah menjadi dua bagian.

“Gileeeeee cing, nikmat banget….” Seru mahmoud merasakan sempitnya vagina Marshanda,

Sementara itu terdapat percikan darah kembali di vagina Marshanda, tampaknya vagina Marshanda benar-benar tersobek kembali ketika penis mahmoud memaksa masuk ke dalam vaginanya.

10 Menit berlalu, terasa bagaikan seperti di neraka bagi Marshanda, ketika parjo kembali minta tukar posisi.

“Eh un, gw pengen cobain pantatnya juga dong, lu moud, gantian dong sama to’un, lu di mulut dulu aja, kasihan nih si non caca, kayaknya menderita banget” perintah parjo pada kedua temannya.

Tanpa banyak protes mereka pun bertuka posisi, sekarang posisi to’un terlentang, dengan vagina Marshanda membungkus penisnya, sementara itu parjo merasakan jepitan anus Marshanda, dan mahmoud dengan penis raksasanya berada di mulut Marshanda.

Posisi seperti ini rupanya cukup di tolerir oleh tubuh Marshanda, hal itu tampak dari Marshanda yang kembali mulai bereaksi dengan menggoyangkan tubuhnya dengan cepat diantara ketiga pemerkosanya.

“Mmmh….” Untuk kesekian kalinya Marshanda mendapatkan orgasmenya, ketika Marshanda mendapatkan orgasmenya, secara otomatis, vagina dan juga anus Marshanda berkontraksi, maka penis parjo yang masih berada di dalam anus Marshanda pun merasakan pijatan yang luar biasa.

“Aaaaaaarghhh…..” parjo pun menyusul mencapai puncak kenikmatan.

Ketika parjo melepas penisnya dari anus Marshanda, mahmoud ingin mencoba kehangatan anus Marshanda, tetapi untungnya parjo mencegahnya.

“E..e…e, jangan gila dong lu moud, lu pikir kontol lu segede apa sih ? Kalo kontol lu masuk ke pantat non caca ini, bisa gawat dia, mendingan lu di mulut, apa kalo nggak di memeknya aja deh” cegah parjo ketika mahmoud hendak mencoba anus Marshanda

“Un lu balik lagi nih ke pantat, biar mahmoud di memeknya”, perintah parjo pada to’un

Maka mahmoud pun segera berbaring, Marshanda berusaha memasukkan penis mahmoud ke dalam vaginanya, walaupun rasa sakit yang sangat menyerang vaginanya, namun Marshanda berusaha untuk tetap memasukkan penis mahmoud ke dalam vaginanya, Marshanda takut kalau saja mahmoud nekat memasukkan penisnya ke dalam anus Marshanda, jadi lebih baik jika penis mahmoud berada di dalam vaginanya.

“Aaarghh…..” jerit Marshanda ketika seluruh penis mahmoud telah berada di dalam vaginanya,

Setelah menarik nafas, Marshanda segera berbaring dan membuka pahanya lebar-lebar, bersiap menerima penis to’un di anusnya.

“Aaarrghh…..” kembali jeritan Marshanda terdengar setelah to’un berhasil menerobos anus Marshanda.

Sialnya buat Marshanda, to’un dan mahmoud adalah pemain seks yang perkasa, tanpa bantuan obat kuat pun mereka sudah sangat luar biasa staminanya, sudah 30 menit lebih mereka berdua menggoyang tubuh Marshanda, tapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda mereka hendak orgasme, padahal jika ditambah dengan waktu ketika mereka bermain bersama dengan parjo, maka sudah hampir 1 jam mereka bermain.

Selama 30 menit lebih ini tubuh Marshanda hanya bergerak mengikuti gerakan dari para pemerkosanya, sudah 30 menit lebih Marshanda diperkosa di anus dan vaginanya oleh dua penis raksasa, namun tubuh Marshanda belum bisa beradaptasi dengan baik, belum dirasakan oleh Marshanda kenikmatan surgawi.

“Aaah….” Setelah sekitar 45 menit to’un mendapatkan orgasmenya.

Cairan hangat kembali memenuhi anusnya, Marshanda pun merasa sedikit lega, karena sekarang tinggal berkosentrasi menghadapi satu orang saja. Beberapa saat kemudian to’un menarik penisnya dari anus Marshanda.

“Gw harus ngerasain pantatnya juga.. !” seru mahmoud dengan kejamnya.

Maka sesaat setelah to’un melepaskan penisnya, segera dengan cepat dibaliknya tubuh Marshanda dengan cepat, dan dengan tanpa perasaan, sekuat tenaga mahmoud berusaha melesakkan penisnya ke dalam anus Marshanda, bahkan parjo pun sudah tidak sempat lagi mencegah mahmoud.

“Aaaaaaaaaaarrrrrghhh…..” Jeritan Marshanda pun terputus

Marshanda pingsan sesaat ketika seluruh penis mahmoud masuk ke dalam anusnya, namun mahmoud tidak peduli, diresapinya kenikmatan yang didapat dari anus sempit Marshanda. 10 menit kemudian, ketika Marshanda masih pingsan mahmoud pun mendapatkan orgasmenya.

Setelah itu semalaman penuh Marshanda harus melayani mereka bertiga, pagi harinya, masih dalam keadaan capai yang sangat, Marshanda segera dipulangkan ke rumahnya, parjo tidak lupa mengancam Marshanda untuk tidak menceritakan kejadian ini kepada siapapun, dan Marshanda juga harus bersedia untuk melayani parjo kembali, atau rekamannya bakal tersebar luas.